Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ada Apa Saja di Keraton Yogyakarta? Ini Dia Jawabannya

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta adalah salah satu tempat yang tidak boleh luput dari daftar kunjungan Anda. Meskipun sekarang ini Jogja lebih populer sebagai surga wisata kekinian, namun melihat ragam tradisi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pastinya tidak kalah seru. Sembari menikmati momen liburan, pengunjung bisa menambah wawasan baru tentang sejarah kebudayaan.

Keraton Yogyakarta sendiri merupakan tempat tinggal sultan dan berlangsungnya rumah tangga istana. Sampai saat ini, tradisi kesultanan masih senantiasa terjaga dan diterapkan di kehidupan keraton.

Sementara itu, sebagian kompleks keraton sudah beralih fungsi sebagai museum untuk menyimpan benda-benda koleksi milik keraton. Yuk cari tahu informasi selengkapnya pada artikel berikut.

Review Keraton Yogyakarta Sebagai Icon Wisata Budaya


Alamat : Jalan Rotowijaya Blok No. 1, Panembahan, Kraton, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55132.


Jam Buka


Senin - Kamis : Libur (Wisata Keraton)
Jumat - Minggu : 11.00 - 17.00 (Wisata Keraton) 
Sabtu-Kamis : 08.30 - 13.30 (Pagelaran)
Jumat : 08.30 - 11.00 (Pagelaran)

Note: Jadwal buka Keraton Yogyakarta diatas berlaku selama masa pandemi Covid-19.

Harga Tiket Masuk 


Wisatawan Lokal : Rp. 8.000
Wisatawan Mancanegara : Rp. 12.500 
Tiket Pameran Temporer Bojokrama : Rp. 20.000 

Rute Perjalanan Menuju Keraton Yogyakarta


Dari Jalan Malioboro, Keraton Yogyakarta bisa ditempuh jalan kaki selama kurang lebih 11 menit saja. Karena hanya berjarak 1,5 kilometer.

Apabila Anda ke Jogja menggunakan kereta api, silahkan turun di Stasiun Tugu. Dari Stasiun Tugu ambil arah ke selatan, maka nantinya melewati perempatan Jalan Malioboro. Setibanya di lapangan luas, maka sudah sampai di Alun-alun Utara.

Kemudian tinggal berjalan ke selatan, beberapa saat kemudian Keraton Yogyakarta akan terlihat.

Menilik Beragam Bangunan di Keraton Yogyakarta


Pertama-tama, wisatawan bakal disambut oleh gapura gladak-pangarukan sebagai gerbang masuk ke Keraton Yogyakarta. Dahulunya gerbang ini dipakai sebagai tempat menyerahkan daftar jaga dan pengusiran.

Terdapat juga kompleks alun-alun utara yang luasnya sekarang semakin dipersempit. Disini adalah tempat menyelenggarakan acara rakyat dan kerajaan. Di hari-hari biasa, alun-alun utara menjadi lapangan sepak bola warga sekitar dan area parkir.

Di sebelah barat alun-alun utara, pengunjung bisa menemukan masjid gedhe kauman. Masjid tersebut dikeliling oleh dinding menjulang tinggi dan bangunan induknya mirip seperti tajug persegi tertutup serta bentuk atap bertumpang tiga.

Setelah melihat-lihat masjid gedhe kauman, pengjung bisa meneruskan perjalanan menuju kompleks pagelaran adalah bangunan yang sekarang dipakai untuk menggelar event-event religi, pariwisata dan sejumlah upacara adat keraton lainnya.
 
Apabila Anda melihat bagian yang lokasinya lebih tinggi dibandingkan tanah sekitar dan dihiasi deretan pohon gayam, maka itulah kompleks siti hinggil ler. Disini menjadi tempat menggelar beraneka macam upacara resmi kerajaan.

Berjalan ke arah selatan, ada kompleks sri manganti yang berfungsi untuk menyimpan alat-alat musik gamelan dan pusaka keraton. Terkadang juga dipakai untuk menyelenggarakan suatu even pariwisata keraton.

Perjalanan dilanjut ke kompleks kamandungan ler atau lebih sering disebut Keben. Dinamakan demikian karena di halamannya terdapat pohon keben. Di tengah-tengah kompleks ada bangunan utama bernama bangsal ponconiti. Fungsi dari bangsal itu adalah tempat menggelar acara adat seperti sekaten dan garebeg.

Review sebelumnya:

Di sebelah utara alkid (alun-alun kidul), pengunjung akan menemukan kompleks siti hinggil kidul. Wilayah ini menjadi tempat untuk mengadakan pagelaran seni pertunjukan semisal pameran, wayang kulit dan sebagainya.

Kemudian ada kompleks kamagangan yang ditandai dengan adanya patung dua ekor ular di bagian gerbangnya. Ini melambangkan tahun berdirinya Keraton Yogyakarta. Di tengah-tengah halaman kompleks, Anda bisa melihat Bangsal Magangan yang berfungsi sebagai tempat mengadakan pertunjukan wayang kulit dan upacara Bedhol Songsong.

Setelah cukup lama berkeliling, Anda akan tiba di kompleks kedathon yang menjadi pusat keraton secara keseluruhan. Kompleks ini memiliki tiga bagian, yaitu bagian pertama yang menjadi wilayah sultan dan bernama pelataran kedathon.

Bagian kedua adalah wilayah puteri dan istri sultan. Sementara itu, bagian ketiga adalah wilayah putra sultan. Pada kompelks kedathon, tidak seluruhnya dibuka untuk masyarakat umum. Khususnya bangsal kencono sampai arah barat.

Wisatawan kemudian bisa menuju ke kompleks kamandhungan kidul yang memiliki bangunan utama bernama Bangsal Kamandhungan. Pada sisi selatannya ada Regol Kamandungan yang merupakan pintu paling selatan.

Terletak di selatan area, ada alun-alun kidul Jogja yang menjadi tempat hiburan rakyat. Wilayah ini senantiasa ramai pengunjung mulai dari sore sampai malam hari.

Akhirnya tiba juga di bagian ujung jelatan dan poros utama area Keraton Yogyakarta, yaitu plengkung nirbaya. Gerbang ini dimanfaatkan sebagai rute keluar pada saat prosesi panjang pemakanan sultan menuju Imogiri.

Area plengkung nirbaya tidak dibuka untuk masyarakat umum.