Desa Wisata Sasak Ende di Lombok dan Serba-Serbinya
Selain Pulau Bali, Indonesia juga memiliki banyak pulau indah lainnya yang menarik untuk dijelajahi oleh wisatawan. Salah satu contohnya adalah Pulau Lombok. Wisatawan juga dapat mempelajari budaya tradisional dengan mengunjungi desa-desa, seperti Desa Adat Ende di Lombok misalnya.
Selama berabad-abad, orang Sasak di Lombok telah menjaga gaya hidup tradisionalnya dengan tidak memakai kebutuhan modern. Itulah mengapa Desa Adat Sasak di Ende menjadi perhentian yang menyenangkan bagi wisatawan dalam menikmati kekayaan alam sekaligus mempelajari budaya. Lantas apa saja keunikan desa tersebut dan di mana lokasi tepatnya? Yuk simak penjelasannya berikut ini!
Lokasi
Desa Adat Ende di Lombok merupakan salah satu desa wisata yang menjadi tempat tinggalnya penduduk asli pulau Lombok, yaitu Suku Sasak. Letak desa ini berada di suatu dusun dalam Desa Sengkol, Pujut, Lombok Tengah. Lokasi ini tak jauh dari Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid.
Checkpoint-nya adalah Kota Mataram. Jika sudah berada di sana, wisatawan perlu menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk perjalanan ke Kecamatan Pujut. Jaraknya sendiri kurang lebih sekitar 43,5 km. Begitu terlihat papan bertuliskan “Selamat Datang di Desa Sasak”, wisatawan dapat mulai menjelajahi daerah tersebut atau bertemu dengan penduduk setempat.
Link Gmaps
Review sebelumnya:
Keunikan Desa Adat Ende di Lombok
Desa Ende memiliki suasana yang damai, rumah adat yang unik, penduduk desa yang ramah, hewan lokal, dan banyak hal menarik lainnya. Kesederhanaan penduduk desa yang tidak mengadaptasi budaya modern dan terus mempertahankan tradisi nenek moyangnya, tidak pernah gagal untuk menghibur pengunjung. Berikut adalah 2 hal unik yang paling menjadi daya tarik dari desa ini:
1. Keunikan Rumah di Desa Adat Ende
Keunikan pertama dari Desa Ende terletak pada rumah adatnya yang bernama bale tani. Menurut Bahasa Suku Sasak, bale artinya rumah dan tani artinya petani. Tinggi atap dari rumah adat bale ini lebih rendah dari pintunya, sehingga tamu yang akan memasukinya perlu menundukkan kepala.
Kemudian hal unik lainnya adalah rumah ini tidak mempunyai jendela. Selain itu, untuk memperkuat lantai dan menangkal debu, lantai dari rumah adat bale biasanya dilapisi atau dipel dengan kotoran sapi. Kegiatan mengepel rumah dengan kotoran sapi pun dianggap suci oleh suku sasak.
2. Ritual Minta Hujan dengan Tari Presean
Selain rumah adat yang unik, wisatawan juga akan melihat atraksi Tari Presean dan juga Gendang Beleq di Desa Ende. Anak-anak Desa Ende telah diperkenalkan dengan Budaya Presean sejak kecil. Peresean adalah pertarungan yang dilakukan antara dua orang laki-laki Suku Sasak. Dua lelaki itu bersenjatakan rotan dan tameng dari kulit kerbau tebal yang disebut Ende.
Presean ini biasanya dilakukan untuk pembuktian kejantanan bagi para lelaki Suku Sasak dalam bertanding. Selain itu, Presean juga di gelar dalam ritual memanggil hujan di musim kemarau. Namun sekarang, Presean juga digelar dalam menyambut tamu yang datang ke Suku Sasak. Orang yang bertanding dalam Presean ini disebut Pepadu.
Harga Tiket Masuk
Kabar paling gembira untuk semua keunikan pemandangan dan budaya di Desa Adat Ende adalah tiket masuknya gratis. Jadi, para wisatawan, baik lokal ataupun luar negeri, bisa masuk dan menikmati sekaligus mempelajari budaya di desa tersebut secara gratis. Bahkan untuk mendapatkan seorang tour guide pun, wisatawan hanya harus membayar sekitar 20 ribu rupiah saja.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai Desa Adat Ende di Lombok. Jika berkunjung ke desa tersebut, wisatawan dapat melihat pemandangan, rumah adat, serta tradisi tarian yang unik. Lokasi yang tidak sulit untuk dijangkau serta tiket masuk yang gratis seakan menghilangkan semua alasan untuk tidak berkunjung ke desa ini.perkenalkan dengan Budaya Presean sejak kecil. Peresean adalah pertarungan yang dilakukan antara dua orang laki-laki Suku Sasak. Dua lelaki itu bersenjatakan rotan dan tameng dari kulit kerbau tebal yang disebut Ende.