Gamplong Studio Alam Yogyakarta, Wisata Murah dan Estetik Untuk Berburu Foto Instagramable
Gamplong Studio Alam atau Studio Alam Gamplong menjadi destinasi wisata yang dibangun oleh Mooryati Soedibyo selaku pendiri sekaligus pemilik Mustika Ratu Group.
Pembangunannya dilakukan pada tahun 2017. Kini studio shooting ini sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sebagai tempat wisata.
Di lahan seluas dua hektar ini, kita akan menemukan bekas lokasi Shooting beberapa film. Salah satunya adalah film karya Hanung Bramantyo yang berjudul Sultan Agung The Untold Story. Selengkapnya tentang Studio Alam Gamplong seperti apa bisa Anda simak dalam review berikut ini!
Daya Tarik Gamplong Studio Alam
Alamat : Gamplong 1, Dukuh, Sumberrahayu, Kec. Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Maps)
Jam buka : 08.00 – 17.00 WIB
Harga tiket masuk : Seikhlasnya
Ada banyak daya tarik wisata yang akan didapatkan pengunjung selama menjelajahi tanah seluas 2 hektar yang menjadi tempat Gamplong Studio Alam berdiri, di antaranya :
Mini Hollywood of Indonesia
Di tempat ini, berbagai macam bangunan semi permanen didirikan. Anda bisa menemukan bangunan seperti gerbang keraton kerajaan Mataram Islam, benteng Batavia, kawasan kampung Mataram, kampung pecinan, pendopo dan sebagainya. Itulah bangunan yang menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke sini.
Pengunjung juga dapat menikmati properti Rumah Ainun dan juga rumah Buitenzorg yang pada cerita Bumi Manusia menjadi tempat tinggal Nyai Ontosoroh dan Annelies Mellema. Di samping bangunan rumah tersebut, banyak tempat yang biasa dijadikan spot foto di antaranya seperti bangunan stasiun kereta api zaman dulu lengkap beserta dengan uapnya. Serta masih banyak spot fotografi lain di area yang dijuluki sebagai mini Hollywood of Indonesia ini.
Replika kolonial
Di Studio Alam Gamplong, Benteng Batavia menjadi salah satu bangunan yang juga sangat menarik perhatian. Replika benteng Batavia ini dibuat sangat mirip dengan aslinya. Di sinilah juga kita bisa merasakan bagaimana era kolonial di negara kita.
Suasana yang ada bisa dipastikan akan membawa pengunjung menuju ke kisah lama yang menyisakan kesuraman ketika Jan Pieterszoon Coen berusaha menakhlukkan Jayakarta hampir empat abad yang lalu. Tembok dengan warna abu – abu membentang panjang mengikuti garis sungai yang merupakan rekaan dari Sungai Ciliwung di depannya.
Kampung Tradisional
Setelah keluar dari benteng Batavia, pada sisi kiri benteng terdapat replika bangunan di Kampung Pecinan yang memberikan kesan Indonesia zaman dahulu. Unsur tradisionalnya benar – benar terlihat dan akan mengingatkan Anda tentang bagaimana latar belakang rasial di zaman Hindia Belanda dahulu kala.
Review sebelumnya:
Papan dengan warna merah yang bertuliskan huruf mandarin berwarna kuning menjadi penghias bagian atas pintu dari salah satu bangunan. Kemudian di sampingnya terdapat rumah lantai dua lengkap dengan serambinya.
Sementara di lantai bawah, terdapat tumpukan drim kosong yang terbuat dari kayu. Bangunan – bangunan ini sepertinya memang diset sebagai deretan toko milik keluarga Tionghoa. Sebuah bangunan juga ada yang dibuat dengan memanfaatkan kerangka kayu. Kemudian tepat di bagian ambangnya, akan Anda temukan jendela dengan desain etnik China yang khas.
Di kampung Pecinan ini, semua bangunannya menggunakan genteng tanah liat dengan warna yang menghitam. Bangunan kuno ala Jawa juga terdapat di kompleks kampung Mataram yang dibangun dengan atap terbuat dari daun tebu kering. Kesan era lalu benar – benar kuat ketika Anda menjelajah spot ini di Gamplong Studio Alam.
Itulah berbagai daya tarik wisata yang bisa dijelajahi bagi Anda yang berlibur di Gamplong Studio Alam. Dapatkan pengalaman dan pengetahuan wisata selama di sana.