Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan - Wisata Sejarah Flora dan Fauna

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Taman Nasional Sembilang adalah taman nasional yang terletak di Kabupaten Banyuasin, pesisir Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Taman ini memiliki luas sebesar 2.051 km². Taman Nasional Sembilang merupakan habitat bagi harimau Sumatra, gajah Asia, tapir Asia, siamang, kucing emas, rusa Sambar, buaya muara, ikan Sembilang, penyu air tawar raksasa, lumba-lumba air tawar, dan berbagai spesies burung. Taman Nasional Sembilang terdiri dari hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan hutan riparian.

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Taman ini dianggap memiliki komunitas burung pantai paling kompleks di dunia, dengan 213 spesies tercatat, dan mendukung koloni perkembangbiakan bangau bluwok terbesar di dunia. Dari Palembang ke Taman Nasional Sembilang membutuhkan satu jam perjalanan ditambah satu setengah jam dengan perahu dan kemudian satu jam perjalanan darat.

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Flora dan Fauna


Tanaman darat dan air yang tumbuh di taman ini, di antaranya:

  • Gajah Paku (Acrostichum aureum)
  • Nipah (Nypa fruticans)
  • Cemara Laut (Casuarina equisetifolia)
  • Pandan (Pandanus tectorius)
  • Laut waru (Hibiscus tiliaceus)
  • Nibung (Oncosperma tigillaria)
  • Jelutung (Jelutung)
  • Menggeris (Koompassia excelsa)
  • Gelam Tikus (Syzygium inophylla)
  • Rhizophora sp
  • Sonneratia alba
  • Gimnorrhiza Bruguiera

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Pesisir dan kawasan hutan, terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin merupakan habitat bagi beberapa jenis hewan di antaranya:

  • Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
  • Gajah Asia (Elephas maximus sumatranus)
  • Malayan Tapir (Tapirus indicus)
  • Siamang (Hylobates syndactylus syndactylus)
  • Kucing Emas (Catopuma temminckii temminckii)
  • Rusa Sambar (Cervus unicolor equinus)
  • Buaya Air Asin (Crocodylus porosus)
  • Ikan Sembilang (Plotusus canius)
  • Penyu Air Tawar Raksasa (Chitra indica)
  • Lumba-lumba Air Tawar (Orcaella brevirostris)

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Selain binatang tersebut, di taman ini juga terdapat beberapa jenis burung. Burung migran dari Siberia dapat dilihat di Sembilang dalam jumlah besar dan mencapai klimaks pada bulan Oktober. Panggilan dari ribuan burung yang terbang dalam formasi bahkan dapat didengar di atas ombak gemuruh Selat Bangka. Spesies burung lain yang mendiami taman ini di antaranya:

  • Dowitcher Asia (Limnodromus semipalmatus)
  • Greenshank (guttifer Pseudototanus)
  • Putih Timur Pelican (Pelecanus onocrotalus)
  • Bangau Susu (Mycteria cinerea)
  • Bangau Ajudan yang lebih rendah (Leptoptilos javanicus)
  • Putih-hitam bersayap tiga barang (Chlidonias leucoptera).

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Konservasi


Taman nasional sembilang telah dibuka sejak tahun 2003. Taman ini terancam oleh penebangan liar skala kecil, abrasi 15 meter setahun, dan aktivitas tambak ikan di pesisir. Restorasi mangrove telah dilaksanakan seluas 200 hektar dan masih terus ditambah.

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Bersama dengan Taman Nasional Berbak di provinsi Jambi, Sembilang diakui sebagai bagian dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO pada tahun 2018.

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Pada 15 Januari 2020, Jakarta Post mengumumkan bahwa sebuah pulau tak berpenghuni di taman nasional itu, Pulau Betet, kini tenggelam pada 1 meter di bawah permukaan laut sebagai akibat dari perubahan iklim. Pulau Betet dulunya adalah rumah bagi harimau sumatera yang terancam punah.

Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatra Selatan

Keistimewaan


Lokasi menarik/tempat menarik yang ada di taman ini adalah Semenanjung Banyuasin, Sembilang, Benawan Bay, Teluk Sekanak, Pulau Betet: menjelajahi sungai dan hutan mangrove dengan perahu, memancing, dan menonton hewan seperti burung migran dari Siberia dan atraksi dolphins. Cultural air tawar di luar Taman Festival Krakatau termasuk setiap Juli di Bandar Lampung dan Festival Danau Ranau pada bulan Desember di Oku, Sumatra Selatan.

Akses


Waktu terbaik untuk berkunjung di taman ini adalah pada bulan Juni hingga November. Cara mencapai lokasi yaitu dari Palembang menuju Sungsang yang memakan waktu sekitar 2 jam dengan menggunakan perahu motor carteran kemudian ditambah perjalanan menuju ke lokasi taman tersebut selama 2 jam.

Sumber: Wikipedia